Ini adalah sebuah cerita yang kualami bersama beberapa temen kuliah saat naek angkot di kota Malang.
Tanggal 06 Februari 2014, aku pulang kuliah ditemani Elda, Dila, dan Iffah. Biasanya aku ngangkot sendiri, cz mereka semua tinggal di kos yang tempatnya nggak jauh dari kampusku. Saat itu adalah hari terakhir kuliah, jadi temen-temen mutusin untuk berakhir pekan di rumah masing-masing.
Cuaca sangat panas ketika kami pulang kuliah. Maklumlah, kuliahku berakhir tepat tengah hari, disaat orang pada males keluar rumah cz panasnya minta uang. (eh, minta ampun maksudnya). Di pinggir jalan, angkot yang ditunggu-tunggu nggak kunjung muncul. Rasanya males banget, lapar, dan haus. Kebetulan disamping kita nungguin angkot, ada orang jual cilok. Dalam hati aku pengen beli, tapi pas buka tas, eh ternyata aku nggak bawa dompet, dan uang di saku cuma tinggal 15 ribu rupiah, cukup buat naek angkot doang. (T_T)
Dari kita berempat yang kelaparan, yang beli cilok cuma Elda seorang. Nah, pas Elda lagi asyik-asyiknya beli cilok, angkot yang kita tungguin udah dateng, langsung deh kita serbu angkotnya. (diserbu = bukan dimakan). angkot udah berjalan, tiba-tiba kita sadar kalau Elda ketinggalan!! Dia masih beli cilok. Untung sopir angkotnya baik, dia bersedia nungguin Elda.
Di dalam angkot kita cuma ngobrol ringan, sampai akhirnya Iffah turun di depan Rumah Sakit Lavallete. Tinggallah 6 orang di dalam angkot, aku, Elda, Dila, 2 anak kuliahan, dan pak sopir tentunya. Angkot pun berjalan terus menyusuri daerah Blimbing di kawasan Malang utara. Tepat di depan Lapas, ada orang wanita setengah baya naek angkot yang kutumpangi tersebut. Awalnya kita cuek-cuek aja, cz dilihat dari penampilannya, dia terlihat seperti ibu rumah tangga biasa. Orang itu menatap 2 anak kuliahan, tiba-tiba dia berkata, "Beli obat jerawat ya, murah, cuma 20 ribu".
Kita kaget dan rasanya pengen tertawa sekenceng-kencengnya. Tapi orang itu sadar kalau kita sedang memperhatikannya, sontak dia mengalihkan pandangan ke kita, "Beli obat kurusin badan ya, beli di apotik, murah lho. Saya dulu lulusan sekolah farmasi dan bla bla bla..".
Kita cuma bisa diem dan pura-pura memperhatikannya dengan seksama. Maklumlah, sekedar menghormati. Untunglah tujuan orang itu udah di depan mata dan dia langsung turun. Namun sebelumya dia berpesan, "Jangan lupa obatnya ya".
"Hahahaha...", kita ketawa nggak ada habisnya. Kata Dila, "Kalau Mira beli obat ngurusin badan, apanya yang mau dikurusin??".
"Mungkin kalau aku harusnya beli obat ninggiin badan", jawabku sekedarnya. (^_^)
Kita cuma bisa diem dan pura-pura memperhatikannya dengan seksama. Maklumlah, sekedar menghormati. Untunglah tujuan orang itu udah di depan mata dan dia langsung turun. Namun sebelumya dia berpesan, "Jangan lupa obatnya ya".
"Hahahaha...", kita ketawa nggak ada habisnya. Kata Dila, "Kalau Mira beli obat ngurusin badan, apanya yang mau dikurusin??".
"Mungkin kalau aku harusnya beli obat ninggiin badan", jawabku sekedarnya. (^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar