Mira Miracle (^_^)
Selasa, 21 Juli 2015
Inspirasi Kehidupan Seorang ibu memiliki seorang anak yang sangat dicintai. Saat masih kecil, sang ibu selalu merawat sang anak dengan penuh kasih sayang. Sang anak dirawat dengan setulus hati dan dijaga dengan baik. 5 tahun kemudian. Sang anak memasuki pendidikan kanak-kanak. Seragam, perlengkapan sekolah, sarapan, hingga bekal selalu disiapkan oleh ibunya setiap pagi. Begitu pula dengan berangkat dan pulang sekolah, ada ibu yang selalu menemani. 2 tahun kemudian. Sang anak memasuki sekolah dasar. Ia mendapatkan banyak teman di sekolah. Sepulang sekolah, ia selalu menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Ibunya menyadari hal tersebut dan berdoa setiap hari agar anaknya selalu memiliki banyak teman yang baik untuk buah hatinya. 6 tahun kemudian. Sang anak mulai memasuki dunia SMP. Sepulang sekolah, ia sibuk mengikuti ekskul dan berkecimpung di organisasi sekolah. Begitu banyak kegiatan yang ia jalani hingga tak jarang pulang saat petang. Sang ibu merasa senang dan berdoa setiap hari agar anaknya selalu bahagia. 3 tahun kemudian. sang anak telah menjadi remaja dan duduk di bangku SMA. Sepulang sekolah, ia sibuk dengan les. Siang, sore, dan malam hanya untuk les. Bahkan waktu luang selalu ia gunakan untuk belajar. Tak ada waktu bagi sang ibu. Namun sang ibu tetap sabar dan berdoa setiap hari agar kelak anaknya bisa diterima di perguruan tinggi yang baik. 3 tahun kemudian. Doa sang ibu terkabul. Sang anak diterima di sebuah universitas terkemuka di kota besar. Dengan berat hati sang ibu merelakan anaknya pergi dan tetap berdoa agar anaknya menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi semua orang. Beberapa tahun kemudian. Sang anak lulus dengan nilai baik dan langsung diterima di sebuah perusahaan terkenal di kota besar. dengan izin sang ibu, sang anak menerima tawaran kerja tersebut. Sang ibu merasa sangat bersyukur atas keberhasilan sang anak, walau sang anak tak pernah ada untuknya. Suatu hari, sang ibu menghubungi sang anak bahwa ia sangat merindukan anaknya. Namun apa jawaban sang anak? Sang anak mengatakan bahwa ia tak bisa meninggalkan pekerjaan dan tak ada waktu luang untuk pulang, ia hanya mengirimkan sejumlah uang untuk ibunya. Sang ibu memaklumi. Beberapa tahun kemudian. Sang ibu kembali menghubungi anaknya bahwa ia mulai sakit-sakitan dan ingin sekali melihat anaknya. Namun apa jawaban sang anak? Sang anak menolak untuk menjenguk ibunya dan malah mengirimkan sejumlah uang untuk biaya pengobatan ibu. Beberapa tahun kemudian. Sang ibu kembali menghubungi anaknya dan bertanya kapan akan pulang. Namun sang anak malah kesal. Sang anak mengatakan bahwa ia akan pulang bila saatnya tiba dan mengirimkan sejumlah uang kepada ibunya. Sang anak berfikir bahwa telepon dari ibunya adalah sebuah alasan untuk meminta kiriman uang. Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Dan tahun berganti tahun. Tak ada kabar lagi dari ibunya. Sang anak mulai berfikir untuk menjenguk ibunya di kampung halaman. Saat tiba di depan rumah, sang anak terkejut melihat rumah ibunya. Sang anak kesal karena ibunya tak mau merenovasi rumah, padahal ia telah mengirimkan uang yang cukup besar setiap bulannya. Rumah yang ada di depan matanya tak pernah berubah sejak ia masih kecil. Dengan perasaan kesal, sang anak mengetuk pintu rumah dengan keras, namun tak ada jawaban. Ia ketuk terus dan memanggil-manggil ibunya, namun tetap tak ada suara. Tiba-tiba, seorang tetangga muncul dan memberikan sebuah kotak serta sebuah kunci. Sang anak terheran-heran dan bertanya, namun sang tetangga menyuruhnya membuka kotak. Dalam kotak tersebut, hanya berisi selembar surat yang berisi : Anakku sayang, Bagaimana kabarmu nak? Ibu selalu berdoa agar kamu selalu sehat dan hidup bahagia. Saat kamu membaca surat ini, ibu sangat menyesal karena ibu tidak bisa bertemu denganmu lagi anakku. Ibu telah berusaha untuk tetap bertahan, tapi Tuhan punya rencana lain. Anakku, maafkan ibu apabila selama ini ibu tidak bisa menjadi ibu yang baik dan selalu mengganggu pekerjaanmu. Ibu tak bermaksud demikian. Yang ibu inginkan hanya cintamu kepada ibu. Ibu juga minta maaf karena ibu tak menuruti perkataanmu untuk merenovasi rumah. Ibu fikir buat apa rumah bagus jika tak ada yang menempati? Semua uang yang kau kirimkan tak pernah ibu gunakan sedikitpun. Uang tersebut ibu simpan di dalam lemari dan kelak bisa kau gunakan untuk kehidupanmu di masa-masa sulit. Anakku, jangan menangis dan jangan pernah menyesal. Ibu telah memaafkan semua kesalahanmu. Kelak kita akan dipertemukan kembali di akhirat. Pada saat itulah ibu berharap agar kita bisa selalu bersama. Salam sayang, Dari ibumu yang selalu menyayangimu. Sang anak tak dapat menahan air matanya. Ia sangat menyesali kelakuannya selama ini. Ternyata yang ibu inginkan bukanlah uang ataupun kekayaan. Yang seorang ibu perlukan hanyalah cinta dari seorang anak. Terimakasih buat teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya. Semoga kisah ini bisa menginspirasi kita dan membuka mata hati kita untuk selalu ingat kepada seseorang yang telah menyayangi kita tiada henti. (^_^)/
Selasa, 28 April 2015
an rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing, Drs. Romelan, beserta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah yang berjudul “Perilaku Pasar Modern dan
Tradisional” ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi UTS (Ujian Tengah Semester)
dalam mata kuliah “Credit and Marketing”.
========================================================================
2. Jenis-jenis pasar.
3. Ciri-ciri pasar tradisional dan modern.
4. Fungsi pasar.
5. Fasilitas serta suasana dalam pasar tradisional dan modern.
6. Keuntungan yang diberikan oleh pasar tradisional dan modern.
Di dalam setiap penyusunan makalah pasti ada kelebihan dan kekurangan, seperti
kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati, saran dan kritik yang konstruktif sangat di harapkan dari
pembaca demi peningkatan makalah ini di masa mendatang.
Akhirnya,
saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini dan saya sangat berharap agar makalah ini berguna dan menambah
pengetahuan semua pihak yang membacanya.
Malang, 13
Mei 2014
Penyusun:
Mira
Nurcholifah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut
Adam Smith dalam kajian yang dikemukakan dua abad lalu, keajaiban “Invisible
Hand” atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan “Tangan Gaib” merupakan suatu
kegiatan yang mengatur perekonomian. Beliau mengungkapkan bahwa kegiatan dalam
perekonomian tidak perlu diatur oleh pemerintah. Apabila setiap individu dalam
masyarakat diberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi sesuai
keinginan mereka, maka kebebasan ini akan membuat efisiensi yang tinggi dalam
kegiatan ekonomi negara jangka panjang sehingga akan mewujudkan pertumbuhan
ekonomi yang teguh. Jika pemerintah aktif dalam kegiatan ekonomi, hal buruk
yang dikhawatirkan adalah tidak efisiennya kegiatan ekonomi dalam suatu negara.
Memasuki abad ke-19, muncul sebuah pandangan yang
mengkritik keyakinan tersebut. Kritik dan kesadaran tentang kelemahan-kelemahan
sistem pasar bebas telah mendorong pemerintah untuk melakukan lebih banyak
campur tangan dalam kegiatan ekonomi. Seperti yang telah di uraikan dalam
sistem pasar bebas, setiap pelaku kegiatan ekonomi sepenuhnya bebas untuk
menentukan jenis barang yang mereka hasilkan dan pasarkan. Persaingan sempurna
merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena sistem pasar ini dianggap
struktur pasar yang akan menjamin terwujudnya tujuan memproduksi barang atau
jasa yang tinggi efisiensinya. Mekanisme pasar dapat mengalokasikan
faktor-faktor produksi dengan cukup efisien memiliki beberapa kebaikan,
diantaranya:
1.
Pasar
dapat memberi informasi yang lebih tepat
Para pengusaha melakukan kegiatan produksinya untuk
mencari keuntungan. Maka salah satu pertimbangan yang harus mereka fikirkan
sebelum menjalankan usahanya adalah menentukan jenis barang-barang yang dapat
di hasilkan secara cermat sesuai kebutuhan masyarakat.
2.
Pasar
memberi perangsang untuk kegiatan usaha
Keadaan dalam pasar terus menerus mengalami
perubahan. Pertambahan pendapat, kemajuan teknologi, dan pertambahan penduduk
akan menambah permintaan.
3.
Pasar
memberi perangsang untuk memperoleh keahlian modern
Pasar yang semakin luas bearti lebih banyak barang
yang diproduksi. Untuk mempercepat pertambahan produksi, teknologi yang lebih
modern harus digunakan untuk kemahiran teknik keahlian dan cara memproduksi
secara modern.
4.
Pasar
menggalakkan penggunaan barang dan faktor produksi secara efisien
Harga ataua barang ditentukan oleh permintaan dan
kelangkaan. Semakin besar permintaan semakin besar harganya, dan semakin langka
penawarannya akan semakin tinggi harganya.
5. Pasar
memberikan kebebebasan tinggi kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan
ekonomi
Tak seorangpun dalam pasar mendapatkan
suatu tekanan dalam menjalankan kegiatannya. Ia bebas untuk membeli
berbagai macam barang yang diinginkan dan bebas untuk menjual faktor produksi
yang dimiliki kepada pengusaha/perusahaan yang menurut pendapatnya akan memberi
pembayaran yang paling menguntungkan.
B.
RUMUSAN MASALAH
DARI
SEGI PASAR:
1.
Pengertian
pasar. 2. Jenis-jenis pasar.
3. Ciri-ciri pasar tradisional dan modern.
4. Fungsi pasar.
5. Fasilitas serta suasana dalam pasar tradisional dan modern.
6. Keuntungan yang diberikan oleh pasar tradisional dan modern.
DARI
SEGI PELANGGAN:
1.
Pengertian konsumen
2.
Jenis-jenis konsumen dalam
pasar tardisional dan modern.
3.
Ciri-ciri konsumen dalam
pasar tardisional dan modern.
4.
Faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam pasar.
5.
Tingkat kebutuhan konsumen
dalam pasar tardisional dan modern.
C.
TUJUAN MASALAH
1.
Memberikan pengertian
tentang pasar.
2.
Memahami
jenis-jenis pasar.
3.
Menguraikan
ciri-ciri pasar.
4.
Mengkaji fungsi-fungsi pasar.
5.
Memaparkan
fasilitas-fasilitas dan suasana dalam pasar tradisional dan modern.
6.
Menyampaikan keuntungan yang diberikan oleh pasar tradisional dan
modern.
7.
Menjelaskan pengertian konsumen.
8.
Mendeskripsikan jenis-jenis
konsumen dalam pasar tardisional dan modern.
9.
Menggambarkan ciri-ciri konsumen
dalam pasar tardisional dan modern.
10.
Meninjau faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumen dalam pasar.
11.
Memahami tingkat kebutuhan
konsumen dalam pasar tardisional dan modern.
========================================================================
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PASAR
Pasar adalah salah satu
dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur
dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan
imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah
seperti uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah
pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran.
Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan.
Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga
orang untuk memiliki pasar, sehingga ada satu persaingan. Pasar bervariasi
dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas
manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh
termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir,
pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar
komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal
seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Pengertian pasar dalam arti sempit adalah tempat terjadinya transaksi jual
beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang
terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Dalam
arti luas William J. Stanton (1993:92) mengemukakan bahwa pasar adalah
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan
kemauan untuk membelanjakannya. Maka dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur penting dalam pasar ada 3, yaitu:
1.
Orang
dengan segala keinginannya
2.
Daya
beli mereka
3.
Kemauan
untuk membelanjakannya
Syarat-syarat
terjadinya pasar:
1.
Ada
tempat untuk berniaga
2.
Ada
barang dan jasa yang akan di perdagangkan
3.
Terdapat
penjual barang tertentu
4.
Adanya
pembeli barang
5.
Adanya
hubungan antara transaksi jual beli
B.
JENIS-JENIS
PASAR
Berdasarkan
bentuk kegiatannya, pasar dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Pasar
Nyata
Pasar nyata adalah pasar dimana barang-barang yang
akan diperjualbelikan dapat dibeli oleh pembeli.
Contoh: Pasar tradisional dan pasar swalayan.
2.
Pasar
Abstrak
Pasar abstrak adalah pasar dimana para pedagangnya
tidak menawar barang-barang yang akan dijual dan tidak membeli secara langsung
tetapi hanya dengan menggunakan surat dagangannya saja.
Contoh: Pasar online, pasar saham, pasar modal, dan
pasar valuta asing.
Menurut
cara transaksinya, jenis pasar dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1.
Pasar
tradisional
Merupakan
tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi
penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar,
bangunan biasanya terdiri dari kios atau gerai dan dasarnya terbuka yang dibuka
oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Jadi penjual dan pembeli bisa
bertemu secara langsung sehingga prosesnya lebih efisien.
2.
Pasar
modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar
tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransaksi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
barang (barcode), sehingga pembeli tidak perlu bertanya mengenai
barang yang akan dibeli. Umumnya pasar modern berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.
Pasar
berdasakan jenis barang, yaitu:
1.
Pasar
hewan
2.
P asar
sayur
3.
Pasar
buah
4.
Pasar
ikan dan daging
5.
Pasar
loak, dll.
Menurut
keluasaan distribusi barang yang dijual, pasar dapat dibedakan menjadi:
1.
Pasar
Lokal
2.
Pasar
Daerah
3.
Pasar
Nasional
4.
Pasar
Internasional
Pasar
menurut jenisnya:
1. Pasar
konsumsi
2. Pasar
faktor produksi
C.
CIRI-CIRI
PASAR
Pasar tradisional
Adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat
tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara
langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan
harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti
lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya, pasar
tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keeprluan rumah tangga. Lokasi
pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir
jalan. Ciri Ciri Pasar Tradisional:
1.
Proses
jual-beli melalui tawar menawar harga
2.
Barang
yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga
3.
Harga
yang relatif lebih murah
4.
Area
yang terbuka dan tidak ber-AC
5.
Adanya tenda-tenda tempat penjual memasarkan
dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk memilih dan menawar
barang yang akan dibelinya.
Pasar modern
Pasar
modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini
penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani
oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan
seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual
adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar
swalayan dan hypermarket, supermarket, dan minimarket. Ciri-ciri pasar modern:
1.
Harga sudah tertera dan
diberi Barcode.
2.
Barang yang dijual
beranekaragam dan umumnya tahan lama.
3.
Berada dalam bangunan dan
pelayanannya dilakukan sendiri (swalayan).
4.
Ruangan Ber-AC dan
Nyaman tidak terkena terik panas matahari.
5.
Tempat bersih.
6.
Tata tempat sangat
diperhatikan untuk mempermudah dalam pencarian barang.
7.
Pembayaran dilakukan
dengan membawa barang ke Cashier dan tidak ada tawar menawar lagi.
Perbandingan
harga barang di pasar tradisional dan pasar modern.
No.
|
Nama Barang
|
Harga
|
|
Pasar tradisional
|
Pasar Modern
|
||
1
|
Sayur Kangkung
|
Mulai Rp 300/ikat
|
Mulai Rp 1.750/ikat
|
2
|
Nasi goreng
|
Mulai Rp 5.000/porsi
|
Mulai Rp 11.000/porsi
|
3
|
Bakso
|
Mulai Rp 4.000/porsi
|
Mulai Rp 13.500/porsi
|
4
|
Sandal
|
Mulai dari Rp 10.000/pasang
|
Mulai dari Rp 19.900/pasang
|
5
|
Sayur matang
|
Mulai dari Rp 2.000/bungkus
|
Mulai dari Rp 5.900/bungkus
|
6
|
Daging dendeng
|
Mulai Rp 8.000/100 gr
|
Mulai Rp 8.250/100gr
|
7
|
Ikan laut
|
Mulai Rp 7.000/kg
|
Mulai Rp 30.000/kg
|
8
|
Beras
|
Mulai dari Rp 7000/kg
|
Mulai Rp 14.500/kg
|
9
|
Handuk
|
Mulai dari Rp 5.000/buah
|
Mulai dari Rp 16.900/buah
|
10
|
Baju
|
Mulai dari Rp 12.500/buah
|
Mulai dari Rp 22.500/buah
|
D.
FUNGSI
PASAR
1.
Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi,
pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam
melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar
penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
2.
Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai
pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
3.
Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana
paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan
cara memasang spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel.
E.
FASILITAS
DAN SUASANA DALAM PASAR
Pasar tradisional:
1.
Kotor dan tidak teratur
2.
Harga barang/jasa relatif
lebih murah
3.
Berpapasan langsung dengan
pemilik/penjual barang dagangan
4.
Transaksinya melalui
proses tawar menawar antara pembeli dan penjual
5.
Barang yang dijual
didominasi oleh kebutuhan dapur, seperti sayur, ikan, buah, daging, dll.
Pasar modern:
1.
Bersih dan rapi
2.
Harganya lebih mahal
3.
Pelayanannya sangat baik
4.
Menempati sebuah bangunan
yang besar
5.
Tidak berpapasan langsung
dengan pemiliknya
Perbandingan untung-rugi
berbelanja di pasar tradisional dan pasar modern:
1.
Harga barang
Barang-barang yang dijual
di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup
signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari
harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk-produk
segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang
putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.
2.
Tawar menawar
Berbelanja di pasar
tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga
mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, Anda bisa
mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar
modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah
dipatok dengan harga pas.
3.
Diskon
Untuk urusan diskon,
sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai penawaran yang
menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan
rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap
lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di
supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.
4.
Kenyamanan berbelanja
Untuk urusan kenyamanan,
berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman ketimbang berbelanja di
pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih,
rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar tradisional
menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan bau
kurang sedap.
5.
Kesegaran produk
Untuk produk-produk segar seperti
daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional
biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang supermarket, karena
belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang di pasar tradisional
memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan barang
dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang dijual
pun lebih terjaga kesegarannya.
F.
KEUNTUNGAN
PASAR
Pasar
tradisional
Keuntungan
|
Kekurangan
|
· Memiliki persaingan alamiah langsung.
· Lokasi yang strategis.
· Area penjualan yang luas.
· Keragaman barang yang lengkap.
· Harga yang rendah.
· Terdapat sistem tawar menawar yang
menunjukkan sikap keakraban antara penjual dan pembeli.
· Merupakan salah satu pendongkrak ekonomi
kalangan menengah ke bawah sehingga memberikan efek yang baik bagi negara.
|
· Lokasi kumuh dan kotor.
· Banyaknya produk yang diperjualbelikan oleh oknum
pedagang curang, misalnya menggunakan bahan kimia yang tak seharusnya
dipakai, dan praktek seperti itu marak sekali terjadi di pasar tradisional.
·
Cara pengemasan barang
kurang dilirik konsumen, bahkan makin hari bukannya semakin bagus akan tetapi
malah semakin memburuk kondisinya.
|
Pasar
modern
Keuntungan
|
Kekurangan
|
· Lokasi nyaman, bersih serta terjamin.
· Pengemasan barang lebih baik, menarik, dan
aman.
· Barang yang dibutuhkan dapat dengan mudah
ditemukan.
· Tidak perlu menanyakan soal harga karena sudah
terpajang di setiap labelnya.
|
· Harga barang/jasa relatif mahal.
· Konsumen tidak bisa menawar harga barang yang hendak
dibelinya.
· Barang yang ditawarkan hanya mampu menjangkau kalangan
menengah ke atas sehingga tidak semua orang bisa menikmatinya.
|
G.
PENGERTIAN
KONSUMEN
Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang
perlu diperhatikan, jika suatu perusahaan atau pedagang tidak memiliki
konsumen, maka akan sia-sia barang yang diperdagangkan. Oleh karena itu agar
dapat memahami konsumen maka harus mengerti konsumen dan siapa knsumen
itu. Berikut adalah pengertian konsumen menurut para ahli:
1. Pengertian
Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing
adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau
jasa untuk dikonsumsi pribadi
2. Menurut
pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.
H.
JENIS
KONSUMEN
Konsumen adalah
setiap orang yang memakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk
dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang
ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya,
oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah
seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Berikut ini
adalah jenis-jenis konsumen beserta penjelasannya:
1.
Konsumen
Apatis
Yaitu jenis orang yang tidak akan pernah membeli
apapun, tidak peduli sebagus apapun produk kita, seberapa murah, cenderung
sinis, negatif, aneh dan tidak tertarik. Mereka ini biasanya orang punya banyak
masalah pribadi sehingga tidak tertarik dengan penawaran.
Contoh: Pembeli ini hanya membeli barang apabila
dibutuhkan saja (membeli kebutuhan sembako).
2.
Konsumen
Aktualisasi Diri
Yaitu
pembeli yang mengetahui dengan jelas apa yang ia inginkan, fitur, dan manfaat
yang ia cari serta jumlah uang yang bersedia ia keluarkan untuk membeli. Jika
anda mempunyai apa yang mereka inginkan maka mereka dapat langsung membelinya,
saat itu juga tanpa banyak pertanyaan. Tipe ini sangat positif dan
menyenangkan.
Contoh:
Orang yang membeli buku untuk menambah ilmu pengetahuannya.
3.
Konsumen
Analitis
Yaitu
tipe pembeli ini sangat detail dan penuh pertimbangan serta cenderung agak
cerewet. Dalam menghadapi tipe pembeli seperti ini butuh kesabaran, karena
mereka akan banyak bertanya untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap
sebagai sarana pengambilan keputusan. Mereka akan bersikap teliti dan
membandingkan dengan produk atau jasa yang lain.
Contoh:
Orang yang akan membeli handphone, mobil, maupun rumah.
4.
Pembeli
Penghubung
Yaitu
tipe pembeli ini sangat peduli dengan apa yang akan dipikirkan atau dirasakan
orang lain mengenai keputusan pembelian mereka. Mereka akan peduli bagaimana
orang akan merespon terhadap pilihan mereka. Ia akan selalu berusaha
membicarakan dulu dengan keluarga, teman, dan relasinya sebelum mengambil
keputusan pembelian. Biasanya mereka suka bertanya mengenai siapa saja yang
pernah gunakan produk atau jasa yang kita tawarkan. Mereka suka berpikir
panjang dan bisa tiba-tiba berubah pikiran saat ada orang yang memberi masukan
negatif.
Contoh:
Ibu yang membeli susu untuk anaknya pasti akan meminta pertimbangan
keluarganya.
5.
Konsumen
Penyetir
yaitu
tipe ini kepribadiannya seperti direktur. Sangat terbuka, tergesa-gesa, tidak
sabar, dan ingin langsung pada inti pembicaraan. Mereka selalu merasa sibuk dan
tidak suka banyak basa-basi, jadi mereka ingin langsung tahu mengenai produk
atau jasa kita dan berapa harganya lalu mengambil keputusan apakah akan membeli
atau tidak.
Contoh:
Orang yang membeli tas laptop, orang yang membeli komputer.
6.
Konsumen
Yang Senang Bersosialisasi
Yaitu
tipe pembeli ini sangat ramah, menyenangkan, suka bicara dan berhubungan baik
dengan sales. Kadang mereka terlalu cepat setuju dan membeli asal mereka sudah
rasa senang sehingga tidak perhatikan hal-hal detail. Kalaupun mereka tidak
ingin membeli mereka akan menolak secara halus bahkan membantu kita mencari
pembeli lain.
Contoh:
Orang yang membeli pajangan atau hiasan rumah.
7.
Konsumen
Impulsif
Yaitu
tipe pembeli yang melakukan pembelian tanpa direncanakan. proses pembelian yang
dilakukan oleh konsumen timbul begitu saja saat ia melihat suatu barang atau
jasa. Karena ketertarikannya, selanjutnya ia melakukan pembelian pada barang
atau jasa yang bersangkutan.
Contoh:
Anak kecil yang membeli cokelat atau ice cream.
8.
Konsumen
Informatif
Yaitu
tipe pembeli yang suka bertukar informasi dengan penjualnya atau memberi saran
akan produk yang sering dipergunakan atau dibutuhkan.
Contoh
: Pembeli yang akan membeli produk perhiasan.
I.
CIRI-CIRI
KONSUMEN
Setiap
konsumen mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda-beda. Namun secara garis
besar, ciri-ciri konsumen dibedakan menjadi dua macam, yaitu ciri-ciri konsumen
pasar tradisional dan ciri-ciri konsumen pasar modern. Berikut ini adalah
ciri-cirinya:
Ciri-ciri konsumen pasar tradisional
|
Ciri-ciri konsumen pasar modern
|
·
Membeli barang sesuai dengan kebutuhan.
·
Tidak terpaku pada kualitas barang yang dibeli, melainkan lebih
mempertimbangkan harganya.
·
Cara membayar barang/jasa menggunakan uang yang sah.
·
Kendaraan yang dipakai umumnya sepeda, motor, angkut, atau berjalan kaki.
·
Pakaian/tas/aksesoris yang dipakai biasa saja.
·
Berpenampilan ala kadarnya.
|
· Membeli barang sesuai dengan keinginan.
· Mempertimbangkan kualitas sebelum membeli, tak
peduli berapapun harganya.
· Cara membayar barang/jasa lebih sering
menggunakan ATM, kartu kredit, atau cek.
· Kendaraan yang digunakan motor atau mobil.
· Pakaian/tas/aksesoris yang dipakai merupakan tren
masa kini.
· Sangat menjaga penampilan.
|
J.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN
Menurut Prof. Dr. Basu Swastha Dharmesta, M.B.A
dan Dr. T. Hani Handoko, M.B.A, dalam Manajemen Pemasaran
Analisis Perilaku Konsumen (2008:10), faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah:
1.
Kebudayaan
Mempelajari perilaku konsumen adalah mempelajari
perilaku manusia. Sehingga perilaku konsumen juga ditentukan oleh kebudayaan,
yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan
bermacam-macam barang barang dan jasa dipasar. Tidak adanya hemogenitas dalam
kebudayaan suatu daerah misal karena banyaknya kelompok etnis, akan membentuk
pasar dan perilaku konsumen yang berbeda-beda. Jelas ini merupakan suatu
masalah bagi pemesaran perusahaan. Reaksi yang diberikan oleh bermacam-macam kelompok
konsumen terhadap kegiatan pemasaran, dalam banyak hal berbeda-beda, dan
terutama berbeda antara orang dipedesaan dan dikota. Bahkan dengan kemajuan
zaman atau karena pengaruh budaya lain (kebudayaan barat). Konsumen yang
berasal dari kebudayaan yang sama dapat mempunyai pola perilaku yang berbeda.
2.
Kelas
sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama
dengan istilah lapisan sosial, tanpa membedakan apakah dasar pembagian kelas
itu uang, tanah, kekuasaan atau dasar lainnya. Ukuran atau kriteria yang
biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat kedalam
kelas-kelas tertentu adalah sebagai berikut:
(1) Kekayaan,
(2) Kekuasaan,
(3) Kehormatan, dan
(4) Ilmu pengetahuan.
Masyarakat kita, pada pokoknya dapat dikelompokkan
kedalam tiga golongan, yaitu :
(1)
Golongan
atas
Contoh:
pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi.
(2)
Golongan
menengah
Contoh:
karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.
(3)
Golongan
rendah
Contoh:
buruh buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang ojek, dan pedagang kecil.
3.
Kelompok
sosial dan kelompok referensi
Bentuk-bentuk kelompok sosial dapat digolongkan menjadi
berbagai kriteria. Berikut ini bentuk-bentuk kelompok sosial yag terjadi
didalam masyarakat:
(1)
Kelompok
yang berhubungan langsung (face of face group)
(2)
Kelompok
primer dan kelompok sekunder (primary groups and secondary groups)
(3)
Kelompok
formal dan informal (formal group and informal group)
(4)
Kelompok
referensi
4.
Keluarga
Dalam pasar konsumen, keluargalah yang banyak
melakukan pembelian. Peranan setiap anggota dalam membeli berbeda-beda menurut
macam barang tertentu yang dibelinya. Setiap anggota keluarga memiliki selera
dan keinginan yang berbeda. Anak-anak misalnya tidak selau menerima apa saja
dari orang tua mereka, tetapi menggnginkan juga sesuatu yang lain. Apalagi
anak-anak yang suda besar, keinginan mereka semakin besar. Namun demikian
terdapat kebutuhan keluarga yang digunakan oleh seluruh anggota keluarga,
seperti mebel, televisi, almari es, dan sebaginya. Sumber pengaruh pembelian
juga berbeda, tergantung dari jenis barang yang akan dibeli. Pembelian kue,
kembang gula dan mainan dipengaruhi anak-anak. Pembelian perabot rumah tangga
dan alat-alat dapur dipengaruhi istri, sedangkan dalam pembelian mobil atau
alat-alat olah raga, pengaruh suamilah yang paling besar. Tetapi wewengan
memutuskan pembelian antara suami dan istri tergantung dari tipe keluarga, yang
pada umumnya dapat dibedakan dalam empat
tipe keluarga yaitu:
(1)
Otonomi
(autonomic)
Dimana jumlah keputusan yang
diambil oleh suami dan istri masing-masing sama banyaknya.
(2)
Dominasi
suami (husband dominant)
Sebagian besar dari pembelian
untuk rumah tangga dipuruskan oleh suami. Hal ini dapat dibedakan lagi dalam
mana suami benar-benar berkuasa penuh, dan istri tergantung dari suami
(ibsenion), serta suami seakan-akan berkuasa tetapi sebenarnya terganntung dari
istri (majikan-pelayan), disini istri bersikap mengabdi tetapi sebenarnya
dialah yang menjadi soko guru rumah tangga.
(3)
Dominasi
istri (wife dominant)
Sebagian besar pembelian untuk
rumah tangga diputuskan oleh istri. Hal ini dibedakan pula dalam dua hal, yaitu
dimana suami ditekan oleh istri (thurberesque), dan istri berkuasa, sedang
suami tergantung pada istri (ibu-anak).
(4)
Syncratic
Sebagian besar keputusan membeli
dilakukan bersama-sama.
K.
TINGKAT
KEBUTUHAN KONSUMEN
Dibawah ini adalah hasil survei konsumen dalam
pasar tradisional:
No
|
Nama
|
Profesi
|
Usia
|
Alasan Datang
|
Total Belanja
|
Frekuensi Belanja
|
1.
|
Ibu Chusnul
|
Ibu rumah tangga
|
40
|
Belanja sembako, sayuran, ikan
|
± 400.000
|
Seminggu sekali
|
2.
|
Pak Slamet
|
Pedagang sayur keliling
|
37
|
Belanja barang dagangan
|
±700.000
|
Setiap hari
|
3.
|
Ibu Sulikhah
|
Jualan di kantin
|
51
|
Belanja kebutuhan kantin
|
±500.000
|
Setiap hari
|
7.
|
Sri
|
Pelajar
|
14
|
Beli buku loak
|
±30.000
|
Tidak menentu
|
4.
|
Ibu Choirul
|
Penjual kue
|
46
|
Belanja bahan baku kue
|
±3.000.000
|
Seminggu sekali
|
5.
|
Ibu Selly
|
Ibu rumah tangga
|
33
|
Belanja harian kebutuhan pokok dan sayuran
|
±50.000
|
Setiap hari
|
6.
|
Ibu Jamilah
|
Ibu rumah tangga
|
49
|
Belanja harian
|
±35.000
|
Setiap hari
|
8.
|
Pak Suroso
|
Kuli bangunan
|
38
|
Makan di warung
|
±10.000
|
Setiap hari
|
Sedangkan hasil survei konsumen dalam pasar modern
yaitu:
Nama
|
Profesi
|
Usia
|
Alasan Datang
|
Total Belanja
|
Frekuensi Belanja
|
|
1.
|
Sinta
|
Mahasiswi
|
20
|
Jalan-jalan/makan
|
±50.000
|
Beberapa kali seminggu
|
2.
|
Ibu Ira
|
Ibu rumah tangga
|
27
|
Belanja pakaian, sepatu, tas, atau aksesoris
|
±750.000
|
Seminggu sekali
|
3.
|
Rouf
|
Pelajar
|
16
|
Beli buku
|
±200.000
|
Beberapa kali sebulan
|
4.
|
Ibu Rani
|
Pegawai kantor
|
34
|
Belanja bahan makanan dan sayuran
|
±450.000
|
Dua kali seminggu
|
5.
|
Elda
|
Mahasiswi
|
19
|
Belanja baju/sepatu
|
±150.000
|
Sebulan sekali
|
Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, bisa
diketahui bahwa tingkat kebutuhan konsumen pasar tradisional dan pasar modern
berbeda-beda. Pengunjung pasar tradisional terlihat lebih menghemat
pengeluaran. Mereka datang ke pasar dengan alasan yang kuat. Sementara
pengunjung pasar modern lebih senang membelanjakan uang sesuai dengan apa yang
mereka inginkan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen pasar tradisional merupakan
golongan kelas menengah ke bawah, sementara konsumen pasar modern merupakan
kelas menengah ke atas.
========================================================================
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
materi sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasar tradisional merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya
terdiri dari kios-kios atau gerai, los, dan dasaran terbuka yang dibuka oleh
penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan pasar modern adalah pasar yang
penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam
bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani
oleh pramuniaga.
Keberadaan pasar modern
ternyata memberikan ancaman terhadap eksistensi pasar tradisional, banyak
konsumen lebih memilih untuk berbelanja di pasar modern dibandingkan di pasar
tradisional, sebab keadaan atau suasana yang ada di pasar modern lebih nyaman,
lebih bersih, dan pelayanannya juga otomatis sangat memuaskan. Akan tetapi
tidak semua konsumen berbelanja di pasar modern, sebab pada ummunya harga yang
ada di pasar modern relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga yang ada di
pasar tradisional, sehingga hanya bisa dijangkau oleh kalangan kelsa menengah
ke atas, seperti para pegawai, pengusaha, dll.
========================================================================
DAFTAR PUSTAKA
v Basu Swastha Dharmmesta, Prof. Dr.
M.B.A - T. Hani Handoko Dr. M.B.A., manajemen pemasaran analisis
perilaku konsumen, 2008, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta
v Ristiyanti Prasetijo, Dra. MBA – Jhon
J.O.I Ihwalauw, Prof. Ph.D., perilaku konsumen, 2004, penerbit andi, Yogyakarta
v Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Edisi
Millenium, 2000, Prenhallindo, Jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)